Bagi banyak orang, pasar bullish adalah periode kesuksesan finansial yang luar biasa di mana segala sesuatu di pasar naik dan terdapat hal positif di pasar; misalnya, ketika saham, komoditas, ETF dan reksa dana indeks S&P 500 berada di posisi profit.
Namun, apakah benar bahwa itu merupakan definisi dari pasar bullish? Jika tidak, apa definisi pasar bullish sebenarnya?
Dalam panduan ini, kami akan memandu Anda memahami definisi dan karakteristik pasar bullish. Kami juga akan membahas penyebab dan contoh pasar bullish serta praktik terbaik saat berada di tengah-tengah pasar bullish.
Apa itu pasar bullish?
Pasar bullish adalah periode di mana pasar saham mengalami kenaikan harga aset lebih dari 20% sejak posisi terendah terakhir kali [1].
Pasar bullish biasanya berlangsung selama beberapa bulan hingga tujuh tahun atau bahkan lebih. Karena pasar bullish cukup sulit diidentifikasi sebelum terjadi, banyak investor menggunakan indeks seperti S&P 500 atau Dow Jones Industrial Average, emas dan obligasi untuk mengukur performa pasar.
Layaknya pasar bearish, ada juga berbagai jenis pasar bullish. Antara lain [2]:
- Pasar bullish sekuler: Pasar bullish berkepanjangan yang bisa melebihi 25 tahun. Pasar ini dapat memiliki beberapa pasar bearish di dalamnya.
- Pasar bullish emas: Ketika harga emas terus naik untuk periode yang lama
- Pasar bullish obligasi: Ketika obligasi terus menawarkan imbal hasil positif
- Pasar bullish saham: Ketika pasar saham terus mencapai level tertinggi baru dan level terendah yang lebih tinggi
Jadi, apa saja karakteristik pasar bullish?
Karakteristik Pasar Bullish
Berikut ini adalah karakteristik pasar bullish:
Ekonomi yang kuat
Tren pasar yang bullish biasanya mengindikasikan ekonomi yang berkembang pesat. Selain PDB yang meningkat, pertumbuhan pasar mendukung kenaikan tingkat pekerjaan dan menyebarkan pembangunan ke sektor-sektor lain.
Lebih banyak perusahaan yang berinvestasi kembali pada profit mereka, menambah tenaga kerja dan melakukan diversifikasi ke segmen pasar lain. Selain itu, masyarakat memiliki lebih banyak pendapatan untuk dibelanjakan serta daya beli yang lebih tinggi.
Peningkatan kinerja pasar
Harga saham yang meroket juga merupakan tanda yang jelas dari pasar bullish. Saat harga saham naik 20%, Anda juga akan melihatnya pada reksa dana indeks seperti DJIA atau S&P 500.
Meningkatnya kebiasaan mencari risiko
Tren pasar bullish biasanya ideal bagi investor yang ingin mengambil lebih banyak risiko dalam portofolio mereka. Pasar bullish dapat memberikan imbal hasil investasi yang menguntungkan. Banyak investor bersedia membeli lebih banyak saham, mendiversifikasi portofolio mereka dan berinvestasi di pasar yang baru dan yang sedang berkembang.
Peningkatan Initial Public Offering (IPO)
Dengan meningkatnya kepercayaan investor, perusahaan dan bisnis dapat mulai mempertimbangkan IPO dan mencari pendanaan awal.
Penyebab Pasar Bullish
Sulit untuk memprediksi pasar bullish karena peningkatannya bisa jadi tidak terlihat. Namun, berikut ini cara mengetahui bahwa Anda memasuki tren bullish:
Suku bunga rendah
Pasar bullish mendorong suku bunga rendah. Kini, investor dapat mengambil lebih banyak utang dari lembaga keuangan dan meningkatkan modal mereka. Investor berpengalaman juga dapat menggunakan suku bunga yang berlaku untuk mengambil lebih banyak risiko dan meningkatkan potensi keuntungan, dengan posisi trading yang lebih besar.
Defisit pasokan
Ketika perusahaan mempekerjakan lebih banyak pekerja, pendapatan meningkat, sehingga menyebabkan kebiasaan belanja yang lebih baik dan peningkatan permintaan. Hal ini dapat menyebabkan ketegangan dalam rantai pasokan karena perusahaan berusaha untuk memenuhi permintaan pasar akan produk yang lebih baru dan lebih baik.
Perjanjian perdagangan bebas
Pasar yang bullish menarik mitra dagang baru. Mereka juga mengurangi biaya perdagangan yang mengarah pada pembebasan tarif dan pencabutan sanksi. Hal ini memungkinkan negara dan wilayah untuk berdagang secara bebas dengan lebih sedikit pembatasan.
Pertumbuhan ekonomi yang stabil
Pertumbuhan ekonomi yang stabil mengarah pada peningkatan pendapatan bagi para pekerja, dan lebih banyak pendapatan yang dapat dibelanjakan. Ketika konsumen menikmati peningkatan pendapatan yang dapat dibelanjakan, investor dan trader juga dapat mengambil lebih banyak risiko.
Contoh Pasar Bull dalam Sejarah
Terdapat banyak pasar bullish yang menarik di masa lalu. Mari kita lihat beberapa di antaranya.
Pasar Bullish 2009
Pasar bullish 2009 berlangsung selama 11 tahun yang memecahkan rekor hingga awal 2020, tak lama sebelum pandemi COVID-19 melanda [3].
Terjadi pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan di seluruh pasar, termasuk saham, komoditas, real estat, energi dan kesehatan. Beberapa pendorongnya termasuk mobil listrik dan pendapatan perusahaan yang positif. Selain itu, periode ini juga memiliki suku bunga federal terendah.
Faktor-faktor seperti pemotongan pajak perusahaan dari sebelumnya 35% menjadi sekitar 20% juga secara signifikan menopang pasar bullish [4].
Perusahaan seperti Apple (AAPL) mengalami lonjakan harga saham lebih dari 1000%, sementara harga indeks mayor seperti S&P 500 dan DJIA melampaui 170% [5].
Pasar Bullish 1990
Pendorong pasar bullish di era teknologi adalah spekulasi bubble dot-com, yang berlangsung sekitar 7 hingga 10 tahun [6].
Karena teknologi masih merupakan konsep baru, sebagian besar investor mengalokasikan modal mereka ke perusahaan teknologi mana pun yang dapat meningkatkan pendapatan mereka.
Perusahaan seperti Amazon, Yahoo, Microsoft, dan Qualcomm berkontribusi banyak pada pasar bullish dot-com. S&P 500 naik sebesar 417%, memberikan hasil investasi yang besar bagi para investor [7].
Pasar Bullish Regan (1980)
Pendorong utama pasar bullish Regan adalah ditandatanganinya anggaran pajak senilai $98,3 miliar. Menjelang akhir tahun 1982, DJIA dan S&P 500 naik karena para investor terus membeli saham perusahaan [8].
Selain itu, saran dari presiden AS saat itu, Ronald Regan, untuk menurunkan suku bunga dan mendorong pertumbuhan ekonomi, semakin meningkatkan spekulasi pasar.
Pada pertengahan Agustus 1982, New York Stock Exchange (NYSE) mencapai volume trading lebih dari 400 juta saham mingguan [9].
Pasar Bullish Jepang (1980-an)
Selama masa kejayaannya, Jepang menjadi raksasa global di berbagai bidang, termasuk teknologi, real estate, hiburan dan banyak lagi [10].
Jepang menawarkan imbal hasil investasi yang jauh lebih baik daripada saham dan reksa dana indeks AS. Pada tahun 1980-an, Dana Indeks Nikkei menghasilkan empat kali lipat lebih banyak daripada S&P 500. Pada saat itu, Nikkei menguat sebesar 900%, menjadikannya dua kali lipat dari S&P 500 dalam waktu lima tahun [11].
Pendorong pasar bullish Jepang adalah industrialisasi dan valuasi real estate. Sebagai contoh, Mitsubishi melakukannya dengan sangat baik sehingga membeli Rockefeller Center di New York.
Pasar bullish berakhir pada tahun 90-an, dengan kejatuhan dua kali lipat dari bubble perumahan AS dan bubble dot-com.
Memanfaatkan Pasar Bullish
Karena pasar bullish lebih sulit diprediksi, maka pasar ini akan sulit dimanfaatkan. Ada beberapa hal yang dapat Anda pertimbangkan jika Anda memperkirakan bahwa Anda mungkin berada di pasar bullish:
Perhatikan Penurunan Harga
Walau bullish berarti tren kenaikan harga, ada saatnya harga pasar saham turun, sebelum naik lagi. Anda dapat menemukan peluang untuk membeli aset dan mendiversifikasi portofolio Anda dengan cepat selama penurunan kecil ini.
Setelah harga naik dan stabil, Anda bisa mengambil untung dari lompatan harga yang singkat atau menikmati keuntungan jangka panjang dengan mengambil posisi long.
Diversifikasi portofolio Anda
Pasar bullish adalah saat yang tepat bagi Anda untuk mendiversifikasi portofolio Anda. Saat harga pasar menunjukkan pertumbuhan yang baik, manfaatkan tren naik ini dan pertimbangkan untuk menyebar telur Anda di beberapa keranjang.
Diversifikasi dapat membantu Anda memanfaatkan berbagai peluang pasar.
Beli dan Tahan
Karena pasar sedang bergairah dan sentimen investor positif selama tren bullish, Anda bisa membeli dan menahan aset sebanyak mungkin, sesuai rencana trading Anda. Setelah itu, Anda bisa mempertimbangkan untuk menjualnya untuk mendapatkan profit saat harga menguat lagi.
Trading Swing Penuh (Full Swing Trading)
Swing trading adalah salah satu dari banyak cara untuk memanfaatkan pergerakan harga singkat di pasar yang sedang naik. Dalam swing trading, trader memasuki posisi saat harga pasar berfluktuasi dan memanfaatkan volatilitas harga.
Memanfaatkan Pasar Bullish Bersama Vantage
Mengantisipasi pasar bullish? Buka akun di Vantage dan dapatkan akses ke berbagai kelas aset dan ratusan saham, CFD, mata uang, ETF dan dana Indeks.
Referensi
-
- “What Is a Bull Market? – The Motley Fool”. https://www.fool.com/investing/how-to-invest/bull-market/ . Accessed 8 Jan 2023
-
- “What Is a Bull Market? – The Balance”. https://www.thebalancemoney.com/what-is-a-bull-market-3305821 . Accessed 5 Jan 2023
-
- “RIP to the Longest Bull Market in History (2009-2020) – Nasdaq”. https://www.nasdaq.com/articles/rip-to-the-longest-bull-market-in-history-2009-2020-2020-03-12 . Accessed 5 Jan 2023
-
- “From bankruptcies to stock market highs, this was a decade of turnarounds – NBC News”. https://www.nbcnews.com/business/business-news/bankruptcies-stock-market-highs-was-decade-turnarounds-n1107831 . Accessed 27 Jan 2023
-
- “If you invested $1,000 in Apple in 2009, here’s how much you’d have now – CNBC”. https://www.cnbc.com/2019/05/01/what-a-1000-in-apple-in-2009-would-be-worth-now.html . Accessed 27 Jan 2023
-
- “This Day In Market History: 1980s Bull Market Begins – Benzinga”. https://www.benzinga.com/general/education/21/08/12230818/this-day-in-market-history-1980s-bull-market-begins . Accessed 5 Jan 2023
-
- “The longest bull market in history: five charts that tell the story – Schroders”. https://www.schroders.com/en/insights/economics/the-longest-bull-market-in-history-in-five-charts/ . Accessed 27 Jan 2023
-
- “Remembering the Reagan Bull Market – Wall Street Journal”. https://www.wsj.com/articles/SB10001424052970204251404574344230339019304 . Accessed 8 Jan 2023
-
- “Dow Soars By 38.81; Volume Near Peak – The New York Times”. https://www.nytimes.com/1982/08/18/business/dow-soars-by-38.81-volume-near-peak.html . Accessed 27 Jan 2023
-
- “This Is What A Bubble Looks Like: Japan 1989 Edition – Investing.com”. https://www.investing.com/analysis/this-is-what-a-bubble-looks-like:-japan-1989-edition-200197309 . Accessed 8 Jan 2023
-
- “This Is What A Bubble Looks Like: Japan 1989 Edition – Investing.com”. https://www.investing.com/analysis/this-is-what-a-bubble-looks-like:-japan-1989-edition-200197309 . Accessed 27 Jan 2023