Pasar saham menyediakan beragam gaya investasi. Baik trader maupun investor jangka panjang memiliki akses ke berbagai jenis saham, berdasarkan horison investasi atau toleransi risiko mereka.
Jadi, apa saja jenis saham yang tersedia? Dan bagaimana Investor dapat memahami perbedaan di antara mereka saat berinvestasi atau trading?
Penting untuk mengetahui mengapa ada begitu banyak jenis saham yang tersedia di pasar saham. Hampir semua saham dapat dikategorikan sebagai “small cap” (kapitalisasi pasar di bawah US$2 miliar), “mid cap” (kapitalisasi pasar antara US$2 miliar dan US$10 miliar), atau “large cap” (kapitalisasi pasar di atas US$10 miliar).
Selain itu, ada juga saham “mega cap” yang merupakan perusahaan dengan kapitalisasi pasar dalam ratusan miliar dolar.
Definisi tersebut membagi saham berdasarkan ukurannya. Selain itu, ada juga fitur definisi lainnya. Berikut adalah lima di antaranya.
1. Saham pertumbuhan (Growth stocks)
Saham pertumbuhan populer di kalangan Trader dan Investor jangka panjang. Perusahaan dalam kategori ini mengalami peningkatan penjualan (pendapatan) yang sangat cepat dari tahun ke tahun.
Saham-saham ini cenderung “mahal” dalam metrik valuasi tradisional, seperti rasio harga terhadap laba (PE ratio) dan rasio harga terhadap penjualan (PS ratio).
Banyak saham pertumbuhan dapat ditemukan di sektor teknologi. Meskipun tingkat risiko yang terkait dengan saham ini lebih tinggi, potensi keuntungan juga lebih baik.
Hal ini karena jenis saham ini cenderung lebih volatil. Setelah laporan laba – atau pengumuman berita lainnya yang penting – harga saham pertumbuhan dapat naik atau turun dengan sangat tajam.
Penting untuk diingat bahwa saham pertumbuhan dinilai berdasarkan potensi arus kas di masa depan. Dalam hal ini, banyak saham pertumbuhan bisa saja merupakan perusahaan yang mengalami kerugian dan memiliki sedikit atau bahkan tidak ada laba.
2. Saham nilai (Value stocks)
Saham nilai secara luas didefinisikan sebagai perusahaan yang menguntungkan namun tidak populer. Mereka cenderung merupakan perusahaan yang lebih matang yang menghasilkan arus kas tetapi berada di sektor yang tidak populer di kalangan Investor.
Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai alasan, termasuk perusahaan-perusahaan ini terancam oleh perubahan struktural dalam industri mereka.
Akibat dari semua ini, saham nilai sering ditradingkan dengan valuasi yang “murah”. Namun, dalam beberapa kasus, saham dapat diklasifikasikan sebagai saham nilai karena pasar telah salah menilai potensi jangka panjang yang sebenarnya dari bisnis tersebut.
Salah satu pendukung terbesar saham nilai adalah investor legenda Warren Buffett, yang telah meraih kesuksesan karirnya dalam berinvestasi pada bisnis yang andal, matang dan menghasilkan arus kas.
3. Saham berkapitalisasi kecil (Penny stocks)
Saham berkapitalisasi kecil adalah perusahaan yang terdaftar dengan kapitalisasi pasar yang sangat kecil (biasanya di bawah US$100 juta). Harga saham mereka juga rendah, dengan sebagian besar saham berkapitalisasi kecil ditradingkan di bawah US$1 per saham.
Perusahaan-perusahaan ini dicirikan dengan model bisnis yang bersifat spekulatif – atau bahkan mungkin tidak ada. Meski harga sahamnya bisa melambung tinggi, namun saham-saham ini sering menjadi sarana yang populer bagi para pelaku kejahatan untuk melakukan penipuan.
Hal ini disebabkan karena volume trading dan saham yang tersedia di pasar sangat rendah. Akibatnya, jenis saham ini rentan terhadap skema manipulasi pasar.
4. Saham blue chip
Saham blue chip merupakan saham yang mirip dengan saham nilai. Saham blue chip adalah perusahaan besar, matang dan menguntungkan. Mereka memiliki model bisnis yang sangat dapat diandalkan dan dianggap sebagai pemimpin industri.
Istilah “blue chip” sendiri berkaitan dengan permainan poker di mana pemain bertaruh dengan chip berwarna biru, merah, dan putih. Blue chip adalah chip dengan nilai tertinggi.
Oleh karena itu, banyak dari perusahaan blue chip dianggap sebagai saham yang relatif “aman” dibandingkan dengan saham lain yang tersedia di pasar.
Jenis saham ini memiliki riwayat memberikan imbal hasil yang kuat dalam jangka panjang dan memiliki arus kas yang dapat diandalkan.
Sebagai imbalannya, saham blue chip mampu mengembalikan uang kepada pemegang saham dengan membayar dividen. Dividen ini cenderung tumbuh secara konsisten dari waktu ke waktu.
Banyak saham blue chip dapat ditemukan dalam daftar “Dividend Aristocrats” – yang terdiri dari perusahaan yang telah membayar dividen yang terus meningkat selama 25 tahun berturut-turut atau lebih.
5. Saham IPO
Terakhir, ada saham IPO. Saham ini adalah saham yang baru saja melakukan penawaran perdana (IPO) dengan mencatatkan saham di pasar saham.
Sebelum perusahaan mencatatkan sahamnya, biasanya ada banyak berita menarik tentang pertumbuhan perusahaan tersebut. Hal ini juga memungkinkan Investor untuk masuk lebih awal ke saham yang berpotensi menguntungkan.
Namun, saham IPO dapat mengalami volatilitas dalam pergerakan harganya segera setelah saham tersebut go public. Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan pendapat di antara para Investor tentang prospek pertumbuhan perusahaan tersebut.
Selain itu, laba dari perusahaan yang baru dicatatkan dapat mengalami peningkatan volatilitas ketika pasar saham menyesuaikan diri untuk membentuk ekspektasi yang masuk akal terhadap bisnis tersebut.
Bagaimana cara melakukan Trading pada jenis saham ini?
Terdapat banyak jenis saham yang tersedia bagi para Investor dengan cara trading yang sangat bergantung terhadap tingkat risiko setiap individu.
Bagi Investor yang ingin Trading berdasarkan pergerakan harga dan volatilitas, maka saham pertumbuhan (growth stocks) dan saham IPO merupakan pilihan yang tepat.
Sementara itu, meskipun saham berkapitalisasi kecil (penny stocks) juga dapat mengalami fluktuasi harga, umumnya Investor tidak disarankan untuk mentradingkan saham-saham tersebut karena risiko yang lebih tinggi.
Bagi Investor yang memiliki pandangan jangka menengah dan panjang, ada peluang untuk mentradingkan saham blue chip karena bisnis ini cenderung memberikan pengembalian yang solid dalam jangka waktu yang lebih lama.
Bagi Investor yang yakin dengan pandangan positif terhadap suatu saham dan percaya bahwa pasar saham sedang undervalued, maka trading saham nilai (value stocks) dapat menjadi pilihan.